Monday 21 February 2011

DEMI MASA.. SESUNGGUHNYA KAMU DI ANTARA YANG DALAM KERUGIAN..

  

Al-’Asr 103: (1-3)

[1]
Demi Masa!

[2]
Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian .

[3]
Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar.


Dipetik dari :

Begitu luas maknanya.

Sebahagian besar dari kita mungkin pernah mengalami penyesalan atas sesuatu yang tidak kerjakan, yang akhirnya membawa kita kepada kerugian. Untuk yang masih belajar, mungkin terlau asyik dengan facebooknya atau explorasi ke situs-situs lainnya, sehingga tidak menyisakan waktu yang cukup untuk menghadapi test atau ujian, sehingga hasil yang didapat tidak maksimal, lalu menyesal..kenapa kemarin aku nggak belajar bab ini ? Buat yang sudah bekerja, mungkin terlalu asyik dengan kegiatan pribadi sehingga saat waktu tiba, tidak dapat menyiapkan presentasi dengan baik atau tidak mampu menyelesaikan tugas secara tuntas. Berapa banyak lagi kejadian yang kita alami yang pada akhirnya membuat kita menyesal atau tidak dapat mencapai hal yang maksimal. Berapa banyak waktu yang kita luangkan untuk menenangkan diri di kafe setelah waktu kerja usai, sementara, dirumah, anak dan istri mengharapkan waktu yang lebih banyak. Lalu bila hasil yang dicapai anak tidak maksimal, kita mungkin menyesal karena merasa kurang memperhatikan titipan Sang Pencipta tersebut. Itu semua hanya yang berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari yang berhubungan dengan manusia. Lalu berapa banyak pula penyesalan yang kita rasakan karena lupa atau tidak sempat sembahyang kemarin? Penyesalan karena tidak mengaji sejak awal? Peyesalan karena tidak pernah menyisihkan zakat? Kalau penyesalan itu menjadi cambuk untuk menuju perbaikan, itu mungkin yang kita inginkan, namun bila penyesalan itu lalu ditambah dengan penyesalan yang lain?

Maka ayat-ayat tersebut semakin memiliki arti yang lebih dalam. Betapa bahwa kita ini benar benar merugi kalau tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik serta untuk hal-hal yang baik. Betapa banyak waktu yang terbuang, sehingga kita tidak pernah mendapatkan hasil maksimal dalam kehidupan sehari-hari  , sementara persiapan kita untuk kehidupan yang lebih hakiki menjadi berkurang  juga. Kehidupan duniawi benar-benar membuat kita tidak jernih befikir. Kehidupan duniawi telah melalaikan kita..hingga kita masuk liang kubur. Sementara, itu tidak dapat kita prediksi.

Maka tidak ada salahnya kalau kita terus mengevaluasi diri, memperbaiki diri untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan di dunia dan akhirat, hingga tidak ada waktu yang tersisa untuk merasa merugi. Tidak ada salahnya kita buka kembali kitab suci Al Quran, memohon hidayat ke jalan yang lurus dan memohon pertolongan dari Allah s.w.t, membaca dan meyakinkan diri lagi, tanpa keraguan karena kita benar benar ingin bertakwa, beriman kepada yang tak nampak, menjalankan sembahyang dan membayar zakat. Terus memohon perlindungan kepada Allah dari segala kejahatan.



                                                     Rakaman Kumpulan Nasyid 
   Ex-Imtiyaz (KIAS)  
                                      Demi Masa                                              

Saturday 19 February 2011

Adakah sama Saka dengan Qareen?

 

Soalan:

Saya banyak mendengar perkataan saka yang dirujuk kepada gangguan makhluk harus atas seseorang yang berpunca daripada keturunan seseorang yang mendampinginya sentiasa meminta berbagai permintaan atau mengenakan berbagai keburukan. Adakah ini sama dengan istilah qareen yang pernah Dato’ sentuh dalam jawapan terdahulu. Samakah antara saka dengan qareen? Bagaimana hendak mengatasi hal ini apabila ianya berlaku?
SAMIHAH MANSOR
Batu Gajah.






Saka adalah suatu istilah yang biasanya digunakan oleh tukang ubat atau bomoh tradisional yang merujuk kepada suatu fenomena gangguan spiritual yang berlaku ke atas manusia kebanyakannya kaum wanita dan ada juga lelaki, yang mengaitkannnya dengan makhluk yang kononnya diamanahkan menjaga seseorang. Bagi tujuan menjaga tersebut maka berbagai-bagai gangguan spiritual berlaku. Gangguan seperti ini dikenali sebagai gangguan makhluk halus.
Saka dikaitkan dengan kononnya ada makhluk yang berdampingan dengan keturunan bapa, ibu, datuk atau nenek seseorang yang menjaga atau bersahabat dengan makhluk ini dan dipesan kepada makhluk tersebut selepas kematiannya untuk menjaga dan mengawal anak cucu mereka.
Hasil daripada itu maka berlaku kawalan, sebenarnya gangguan ke atas orang berkenaan sehingga menimbulkan masalah yang diistilahkan sebagai saka.
Saya tidak dapat menentukan apa sebenarnya saka. Betul atau tidak ia makhluk yang mendampingi manusia dan keturunan mereka diganggu sehingga mendatangkan kemudaratan kepada mereka. Jika benar ianya (makhluk halus) sebagai sahabat, kawan atau dampingan orang-orang terdahulu, maka sepatutnya ia tidak berubah sekadar hanya menjaga dan melindungi anak cucu seseorang, tiba-tiba berlaku sebaliknya sehingga menyakiti dan menganggu sampai menjadi separuh gila atau separuh sedar.
Saya tidak nampak hal ini sebagai saka yang digunakan untuk menjaga dan mengawal seseorang untuk kebaikan. Jika berlaku begini, maka tidaklah menimbulkan masalah walaupun hukum asalnya bersahabat, berbuat baik, berdampingan dengan makhluk halus dilarang oleh syariat Islam.
Banyak ayat-ayat al-Quran yang menggesa manusia menjauhi dan berlindung diri daripada syaitan. Malah manusia wajib menjadikan syaitan sebagai musuh dan sebagainya.
Berbalik kepada seseorang yang diganggu oleh makhluk halus, maka jelas ia adalah musuh kerana ia menyakiti manusia, menganggu manusia dan melakukan perkara yang tidak dingini oleh manusia, ianya memberikan kesan negatif.
Kita mesti menjauhi mereka, benda yang dinamakan saka ini tidak menjadi sesuatu yang baik kepada manusia. Dirawatlah dengan cara-cara yang diharuskan oleh syarak bagi mengelakkan saka ini terus menerus menganggu manusia.
Adapun Qareen adalah istilah al-Quranul karim yang jelas Allah S.W.T menyebut dalam beberapa ayat seperti dalam Surah Qaf (ayat 23), Surah al-Fussilat (ayat 25) dan lain-lain.
Di antara makna-maknanya, Allah menyebut (mafhumnya), “Dan kami tetapkan bagi mereka, teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat yang terdahulu dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang meragui.”
Istilah teman-teman dalam al-Quran adalah pada asal perkataan Qurana atau kawan-kawan setia. Maksudnya adalah dari suku sakat syaitan atau iblis ini menjadikan manusia sebagai teman mereka.
Firman Allah (mafhumnya), “Dan berkatalah Qareennya, inilah catatan amalan yang tersedia pada sisiku.” (Surah Qaf, ayat 23).
Dan Surah Qaf, ayat 27 bermaksud, “Yang menyertai dia, Qarennya berkata pula,”Wahai Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.”
Ini merujuk kepada perkataan Qareen. Allah S.W.T menyifatkannya sebagai kawan rapat bukan kerana manusia hendak sangat berkawan dengan mereka, tetapi pada pandangan sesetengah ulama, sejak manusia dilahirkan ada makhluk halus yang mendampinginya, mengajak, memandu serta mempengaruhinya melakukan kejahatan. Itulah yang dimaksudkan sebagai Qareen.
Dalam hadis daripada Ibnu Mas’ud r.a, bahawasanya Nabi Muhammad s.a.w bersabda (maksudnya), “Setiap orang daripada kamu, ada bersama dengannya qareen (syaitan) daripada jin. Sahabat bertanya, apakah Rasulullah juga mempunyai qareen, baginda menjawab, ya, saya pun ada qareen itu, cuma Allah S.W.T membantu saya, dapat mempengaruhi qareen itu sehingga dia telahpun Islam dan dia berdamping dengan saya, dia tidak mendorong saya membuat sesuatu melainkan semuanya untuk kebaikan.” (Riwayat Muslim).
Hadis daripada Ai’shah r.ha berkata,”Suatu ketika Rasulullah s.a.w berada bersama dengan saya, lalu keluar meninggalkan saya kerana ada suatu urusan pada malam hari, tiba-tiba timbul cemburu dalam diri saya, apabila Rasulullah s.a.w kembali menemui saya, baginda mengetahui perasaan saya itu, maka baginda bertanya, apakah gerangan mu wahai Ai’shah? apakah kamu cemburu? Maka saya menjawab, manalah orang seperti saya ini tidak cemburu ke atas mu wahai Rasulullah s.a.w. Maka Nabi menyebut kepada saya, apakah kamu telah dikuasai oleh syaitanmu wahai Ai’shah. Maka saya menjawab, ya Rasulullah, apakah bersama saya ada syaitan? Rasulullah menjawab, ya, malah pada tiap-tiap insan ada syaitannya. Saya bertanya kepada Rasulullah, apakah kamu juga ada syaitan? Jawab baginda, ya, tetapi Allah S.W.T telah membantuku, aku Islamkan dia dan tidak menyuruhku melainkan untuk kebaikan.”
Hadis-hadis sebegini adalah hadis sahih, ia menunjukkan memang berlaku bahawa qareen, ia adalah syaitan, mendampingi semua manusia. Kalau Rasulullah s.a.w pun didampingi oleh qareen ini, inikan pula insan biasa.
Oleh yang demikian, jelas bahawa qareen ini ada pada setiap orang dan bergantung kepada seseorang insan itu, jika ia belum boleh menguasai dirinya dengan kerja-kerja ketaatan sehingga tidak ada ruang untuk melakukan kemaksiatan maka qareen ini seolah-olahnya putus asa untuk mengajaknya melakukan kejahatan, melainkan sekali sekala sahaja.
Adapun orang-orang yang mudah mendedahkan dirinya kepada melakukan perkara yang tidak baik, khasnya melakukan kemaksiatan, maka qareen inilah yang menjadi pendorong utama. Pada pandangan saya qareen adalah makhluk halus yang jahat.
Jika hendak dikatakan saka, hanya sekadar mengatakan ianya wujud ada, maka tidak salah mengatakan kita semuanya ada saka, tetapi saka yang saya maksudkan adalah saya yang sedia ada, bukan kerana dipelihara oleh keturunan, bukan disuruh oleh seseorang melakukannya tetapi kerana tabiat makhluk ini memang sentiasa berusaha menjerumuskan manusia kepada kejahatan. Wallahua’lam.



Tahukah anda???

 Warna Rambut dan Hukumnya

      Perbuatan mewarnakan rambut dengan inai atau apa saja bahan yang halal tidak dilarang oleh Islam cuma perkara yang dilarang ialah menggunakan bahan yang mungkin menghalang air daripada terkena pada rambut.Apa yang perlu diperhatikan di sini bahawa tujuan mewarnakan rambut itu ialah untuk memperelokkan lagi rambut dan menyihatkannya.Jika warna yang diletakkan pada rambut itu boleh menimbulkan aib seperti mewarnakannya dengan warna hijau, jingga dan sebagainya, sudah tentu ini menyimpang daripada maksud sebenar keharusan berkenaan yang disebut dalam sebuah hadis bermaksud, “Barangsiapa yang ada rambut hendaklah dia menjaganya dengan sempurna”.

Solat Witir

   MASUK waktu witir ialah selepas menunaikan solat Isyak dan habis waktunya pula apabila Subuh.Sekiranya seseorang berniat untuk bangun malam, dia mempunyai dua pilihan sama ada berwitir selepas tarawih kerana meraikan jemaah atau membuat sendirian pada waktu malam.Kedua-dua cara berkenaan adalah sah. Perkara yang dilarang cuma mengulangi witir dua kali, iaitu solat sesudah tarawih dan kemudian bila bangun di tengah malam, diulang lagi witir.Sekiranya mahu berbuat lagi witir di tengah malam, pastikan anda lakukan cuma dua rakaat berjemaah dan bila bangun malam, disambung lagi satu rakaat witir.

Dendangan Irama Berkonsep Dakwah Islamiah.

    Kumpulan nasyid ini telah lama popular di Indonesia semenjak tahun 1999 lagi. Sehinggalah sekarang kumpulan ini masih lagi aktif dengan lagu-lagu nasyid yang didendangkan.Malah terdapat sebilangan besar rakyat Malaysia yang meminati kumpulan nasyid ini.Lagu yang kerap didendangkan oleh kumpulan nasyid ini adalah berkonsepkan dakwah Islamiah seperti yang telah ditunjukkan oleh Baginda Rasulullah s.a.w dalam kegiatan dakwah yang telah baginda jalankan sama ada secara sulit mahupun secara terus terang. Kumpulan nasyid yang dimaksudkan ialah Haddad Alwi & Sulis.

   Mari sama-sama kita saksikan video klip kumpulan nasyid ini.Insya Allah.

                                                                                                                      

                                         

Penghayatan Al-Quran.

      Penghayatan terhadap kitab suci sumber kebahagiaan hidup dunia, akhirat.





     Perkataan penghayatan berasal daripada bahasa Arab ‘hayah’, bererti hidup atau kehidupan. Penghayatan bererti menghidupkan atau menjadikannya sebagai sesuatu yang hidup dengan sentiasa dipelihara, dijaga dan diberi perhatian supaya dapat berfungsi sewajarnya.
   Bertitik tolak daripada itu, dapatlah difahami maksud penghayatan al-Quran ialah memelihara dan memberi perhatian sama ada melalui usaha membaca, memahami dan seterusnya mengamalkan al-Quran dalam pelbagai lapangan kehidupan.
    Sesuatu itu dianggap hidup apabila ia mempunyai roh dan tenaga. Tanpa roh dan tenaga segala pergerakan akan terhenti dan sesuatu itu akan menjadi kaku, beku serta mati. Begitulah dengan penghayatan al-Quran, ia mestilah menampakkan pergerakan aktif dalam kehidupan umat Islam.
Tanpa pergerakan bererti tiada penghayatan berlaku dan kerana itulah peranan al-Quran tidak terasa dalam kehidupan umat Islam, malah ia seolah-olah tidak mempunyai roh lagi.
Sedangkan Allah sendiri menurunkan al-Quran sebagai roh, seperti mana firman-Nya yang bermaksud: “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu roh (al-Quran) daripada urusan Kami.” (Surah al-Syuara’, ayat 52)
Roh ialah rahsia kehidupan sesuatu. Oleh itu, perhatian hendaklah sentiasa diberikan untuk menyubur dan memperkembangkan supaya roh dapat memainkan peranannya dalam pembinaan diri umat Islam.
Semua umat Islam perlu beriman bahawa al-Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibril untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sebagai pedoman dan petunjuk kehidupan. Hidup berpandukan pedoman dan petunjuk al-Quran membolehkan seseorang mencapai kebahagiaan dan keredaan Allah di dunia dan akhirat.
Allah berfirman yang bermaksud: “Wahai orang beriman, tetapkan iman kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan (kepada) kitab (al-Quran) yang diturunkan kepada rasul-Nya (Muhammad) dan juga kepada kitab suci yang diturunkan dulu daripada itu. Dan sesiapa yang kufur (ingkar) kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, rasul-Nya dan hari akhirat, maka sesungguhnya ia sudah dengan kesesatan (yang) sejauh-jauhnya.” (Surah al-Nisa’, ayat 136)
Ayat ini membuktikan bahawa beriman kepada al-Quran dan menjadikan isi kandungannya sebagai pedoman hidup, adalah suatu kewajipan bagi umat Islam. Tiada seseorang Mukmin pun yang boleh menyatakan bahawa isi dan suruhan al-Quran tidak sesuai pada zaman serba moden ini.
Bagi orang yang mengatakan sedemikian, dengan maksud menghina dan memperkecilkan isi kandungan al-Quran, sesungguhnya ia menjadi kufur serta akan diazab Allah pada hari akhirat kelak.
Meskipun sudah lama al-Quran diwahyukan, isi kandungannya tetap utuh dan segar. Ia tidak sedikitpun terjejas oleh peredaran zaman kerana isi kandungannya adalah kebenaran mutlak yang terpancar daripada alam ketuhanan Maha Tinggi.
Tambahan pula, ia diberi jaminan terpelihara oleh Allah dalam firman yang bermaksud: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kamilah yang benar-benar memeliharanya.” (Surah al-Hijr, ayat 9)
Ramai umat Islam kini memandang ringan dan sambil lewa terhadap al-Quran. Mereka hanya mendekati al-Quran dalam upacara tertentu saja. Ada juga yang meminati al-Quran sekadar untuk menikmati kemerduan dan kelunakan bacaannya sebagai suatu adat.
Amat mendukacitakan apabila ada sesetengah mereka hanya membaca al-Quran pada majlis kematian, untuk tujuan mengemis, malah ada yang menggunakannya untuk tujuan perbomohan atau azimat saja.
Sesungguhnya al-Quran diwahyukan Allah untuk dibaca, difahami, dihayati maknanya seterusnya menjadikan ia sebagai panduan hidup. Firman Allah yang bermaksud: “(Al-Quran ini) sebuah kitab yang Kami turunkan kepada kamu (dan umat kamu wahai Muhammad), Kitab yang banyak faedah dan manfaatnya, untuk mereka memahami dengan teliti kandungan ayatnya, dan untuk orang yang berakal sempurna beringat mengambil iktibar.” (Surah Sad, ayat 29)
Sikap umat Islam yang memandang ringan terhadap al-Quran adalah faktor utama menghalang mereka daripada hidayahnya. Ini kerana al-Quran hanya akan membuka khazanahnya kepada orang yang benar-benar memberi perhatian kepadanya dengan tujuan penghayatan.
Menurut al-Zarqaniy dalam kitabnya Manahil al-’Irfan Fi ‘Ulum al-Quran, umat Islam kini tidak akan maju jika tidak memberi penghayatan kepada ajaran al-Quran yang menjadi sumber kebahagiaan di dunia mahupun akhirat. Begitu juga dengan pengamalan ajaran al-Quran, ia tidak dapat diamalkan melainkan setelah difahami makna dan maksudnya.
Perlu ditegaskan semua fakta terkandung dalam al-Quran adalah mutlak sifatnya. Sama seperti fakta yang dimanifestasikan oleh alam semesta. Jika alam ini adalah ayat atau ungkapan yang diam membisu, tetapi dapat dibaca atau diperoleh idea dan pengajaran daripadanya, maka ayat al-Quran pula alam yang berkata-kata, memperkenalkan kepada manusia akan Tuhannya, membimbing serta menerajui mereka dengan wajar melalui liku hidup di dunia.
Pengajian mengenai al-Quran daripada pelbagai sudutnya penting untuk memahami isi kandungan serta meletakkan nilainya yang wajar dalam kehidupan manusia.
Pengajian al-Quran juga bertujuan untuk dihayati dan dijadikan panduan dan pedoman dalam segala bidang kehidupan.
Ini kerana kehidupan yang tidak berpandukan kebenaran akan terus menderita dan sengsara dilanda pelbagai krisis dan sentiasa dikunjungi bermacam masalah yang kian hari semakin parah.
Contohnya, kebelakangan ini banyak urusan kehidupan diterajui oleh ‘isme-isme’ sekular, kapitalis, ateis dan material yang melepaskan diri daripada bimbingan wahyu Allah. Malah memisahkan sebarang urusan agama dengan urusan hidup.
Justeru, timbul situasi kacau-bilau dan porak-peranda sebagai akibat daripada keangkuhan serta kesombongan manusia yang tertipu dengan keupayaan akalnya sendiri. Kononnya ideologi dan ‘isme’ yang mereka cipta dapat menyelesaikan semua masalah dan menjanjikan segala kemewahan.
Demi menyelamatkan dunia daripada kehancuran, kepemimpinan mestilah berpandukan kebenaran mutlak yang hanya didapati dalam al-Quran, iaitu wahyu Allah yang terakhir untuk semua umat manusia.
Penghayatan al-Quran yang sempurna akan merubah seluruh keadaan hidup umat Islam dan selanjutnya akan meletakkan mereka pada kedudukan terbaik kerana menjalani kehidupan berpandukan cara yang diaturkan Islam.


 Untuk itu,mari kita sama-sama saksikan bacaan Al-Quran bertarannum yang dianggap bacaan terbaik dalam penjagaan tajwid,tarannum,fasohah dan juga suara oleh qari antarbangsa.
   
                               Syeikh Basit Abd Samad.
                                   (surah Al-Haqqah)
                                                                        
                                   Qari Ismail Hashim
          (surah Luqman)                       
    

Teka-Teki Imam Al-Ghazali

   Assalamualaikum sahabat-sahabat sekalian…

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya :

Imam Ghazali
‘ Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?’

Murid 1 = ‘ Orang tua ‘
Murid 2 = ‘ Guru ‘
Murid 3 = ‘ Teman ‘
Murid 4 = ‘ Kaum kerabat ‘

Imam Ghazali
‘ Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah Ali-Imran :185)’

Imam Ghazali
‘ Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?’

Murid 1 = ‘ Negeri Cina ‘
Murid 2 = ‘ Bulan ‘
Murid 3 = ‘ Matahari ‘
Murid 4 = ‘ Bintang 2 ‘

Imam Ghazali
‘ Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini,hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama’.

Imam Ghazali
‘ Apa yang paling besar didunia ini ?’

Murid 1 = ‘ Gunung ‘
Murid 2 = ‘ Matahari ‘
Murid 3 = ‘ Bumi ‘

Imam Ghazali
‘ Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.’

Imam Ghazali
‘ Apa yang paling ringan di dunia ini ?’

Murid 1 = ‘ Kapas’
Murid 2 = ‘ Angin ‘
Murid 3 = ‘ Debu ‘
Murid 4 = ‘ Daun-daun’

Imam Ghazali
‘ Semua jawapan kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat ‘

IMAM GHAZALI
‘ Apa yang paling berat didunia ? ‘

Murid 1 = ‘ Baja ‘
Murid 2 = ‘ Besi ‘
Murid 3 = ‘ Gajah ‘

Imam Ghazali
‘ Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.

Imam Ghazali
‘ Apa yang paling tajam sekali di dunia ini ? ‘
Murid- Murid dengan serentak menjawab = ‘ Pedang ‘
Imam Ghazali
‘ Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

‘’sampaikanlah walaupun satu ayat”

Petikan adalah sumbangan dari ThouSaND hOpEs

Wassalam…

Wednesday 16 February 2011

PENGHARGAAN



     Syukran...syukran..syukran..Terima kasih kepada anda semua kerana telah sudi melayari laman blog kami ini. Kami mengharapkan segala informasi yang terdapat blog ini akan menjadi pengajaran kepada anda semua serta dapat dikongsikan bersama dengan insan yang lain. Semoga anda semua berpuas hati dengan maklumat-maklumat yang disediakan dalam laman blog MASSA ini. 
    
     Sekian. Ma'assalamah wa ilalliqa'.